Jumat, 02 November 2012

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.


Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kalimat di atas pasti tidak asing lagi di telinga masyarakat indonesia, kalimat tersebut merupakan bagian dari kesaktian sumpah pemuda yang biasa kita peringati sebagai warga negara Indonesia pada tanggal 28 oktober. Penempatan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dalam Undang-undang Dasar Negara Kesatuan RI 1945 telah menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan bahasa media massa, termasuk bahasa pengantar dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas di seluruh Indonesia. Bahasa Indonesia juga bahasa yang resmi digunakan oleh pemerintah daerah seluruh Indonesia. Hasilnya, dari Sabang sampai Merauke seluruh rakyat Indonesia bisa berbahasa Indonesia.

          Namun, sekarang apa yang terjadi kebanyakan kaum muda cenderung melupakan aturan bahasa yang baik dan benar (formal) yang bahkan sudah diajarkan sejak lahir. Banyak faktor yang sangat terpengaruhi perkembangan bahasa Indonesia sendiri antara lain dengan adanya sejumlah situs jejaring sosial di dunia maya, seperti Friendster, (yang mungkin sekarang sudah banyak ditinggalkan) Facebook dan Twitter, serta sejenisnya yang sudah terbukti banyak merusak bahasa Indonesia itu sendiri. 

          Indonesia sangat tertinggal dalam kosakata baru dalam istilah teknologi informasi sehingga kebanyakan orang mengambil bahasa aslinya, seperti online, download, upload, dan website, serta sebagainya. walaupun sudah diupayakan download diterjemahkan dengan unduh atau website dengan laman, tapi hal itu kalah cepat sehingga hal itu tidak laku. Dan penggunaan bahasa asingpun akan terlihat lebih keren dimata orang lain, karena dengan menggunakan bahasa asing mereka akan terlihat gaul.

          Faktor lain juga dilihat dari apa yang sering mereka lihat dan dengar, seperti film-film asing yang masuk Indonesia atau bahkan bebas di download di situs-situs tertentu dan lagu-lagu asing yang mereka sukai. Sedang trend atau sedang hits itulah beberapa alasan mereka menggunakan bahasa-bahasa di luar Indonesia. Tidak ada salahnya memang, selain memperkaya bahasa kita juga dapat menambah wawasan. Akan tetapi, tidak menyalahi kaedah tatanan bahasa Indonesia itu sendiri.


Sumber : Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar